12 Feb 2020

PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK

| |


PENGEMBANGAN PRODUK BARU DAN STRATEGI SIKLUS HIDUP PRODUK
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran
Dosen : Siti Maesaroh, S.Ip., M.M





Disusun oleh :
1. Kurnia Fitri Lestari 
2. Udayana Kartiko Aji
3. Yulia Frina Annur


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TAMANSISWA
BANJARNEGARA



A. Strategi Pengembangan Produk Baru
   Sebuah perusahaan dapat memperoleh produk baru dengan dua cara. Salah satunya adalah melalui akuisisi- dengan membeli seluruh perusahaan, paten, atau lisensi untuk memproduksi produk orang lain. Cara lain adalah dengan upaya pengembangan produk baru perusahaan dari perusahaan itu sendiri. Dengan produk baru yang dimaksud adalah produk asli, perbaikan produk, modifikasi produk, dan merek baru bahwa perusahaan berkembang melalui usaha riset dan pengembangan sendiri.
 Pengembangan produk baru adalah mengembangkan produk asli, produk perbaikan, modifikasi produk, dan merek baru melalui upaya pengembangan produk milik perusahaan.

B.Proses Pengembangan Produk Baru

1. Penciptaan Ide
    Pengembangan produk baru dimulai dengan penciptaan ide yang merupakan mencari untuk ide produk baru dari berbagai sumber. Sumber utama dari penciptaan ide termasuk sumber internal dan sumber eksternal seperti konsumen, pesaing, distributor, dan pemasok, dll.

• Sumber Internal
  Menggunakan sumber internal, perusahaan dapat menemukan ide melalui riset dan pengembangan secara formal. Perusahaan mengadakan riset dan pengembangan resmi, memilih ide dari karyawan mereka, dan mengadakan tukar pikiran dalam rapat eksekutif.
• Sumber Eksternal
       Perusahaan juga dapat mengambil keuntungan ide produk baru dari beberapa sumber eksternal. Contohnya distributor dan pemasok. Distributor berada dekat dengan pasar dan dapat menyalurkan informasi tentang masalah konsumen dan kemungkinan produk baru. Pemasok dapat memberika tahu perusahaan tentang konsep baru, teknik, dan bahan yang dapat mengembangan produk baru.
     Pesaing juga merupakan sumber yang penting. Perusahaan memperhatikan iklan pesaing untuk mendapatkan petunjuk tentang produk baru mereka. Perusahaan melacak penawaran pesaing dan menginspeksi produk baru, memilah produk, menganalisis kinerja produk, dan memutuskan apakah mereka akan memperkenalkan produk yang sama atau produk yang lebih baik.

• Crowdsourcing
 Lebih luas, banyak perusahaan saat ini mengembangkan crowdsourcing atau inovasi terbuka untuk program ide produk baru. Crowdsourcing membuka lebar pintu inovasi, mengundang masryarakat luas- konsumen, karyawan, ilmuwan independen dan peneliti dan bahkan masyarakat luas dalam proses inovasi produk baru.

2. Penyaringan Ide
   Tujuan penciptaan ide adalah menghasilkan ide dalam jumlah banyak. Tujuan dari tahap berikutnya adalah mengurangi jumlah tersebut. Tahap pertama pengurangan ide adalah penyaringan ide (ide screening), membantu untuk menemukan ide baik dan membuang ide buruk secepat mungkin. Biaya pengembangan produk meningkat pesat pada tahap selanjutnya, sehingga perusahaan ingin maju hanya dengan ide produk yang dapat menjadi produk yang menguntungkan.
    Banyak perusahaan menginginkan eksekutifnya untuk menuliskan ide produk baru pada format standar yang dapat ditinjau oleh komite produk baru. Tulisan tersebut menjelaskan produk, pasar sasaran, dan persaingan. Format itu mencakup perkiraan kasar dari ukuran pasar, harga produk, waktu dan biaya pengembangan, biaya produksi, dan tingkat pengembaliannya. Komite kemudian mengevaluasi ide tersebut terhadap serangkaian kriteria umum.

3. Pengembangan dan Pengujian Konsep
  Suatu ide yang atraktif harus dikembangkan menjadi konsep produk. Sangat penting untuk membedakan apa itu Ide Produk (gagasan mengenai satu produk yang memungkinkan untuk ditawarkan dipasar), Konsep Produk (Deskripsi yang lebih mendetail dari Ide suatu Produk) serta Gambaran Produk (Bagaimana potensi produk tersebut dilihat oleh konsumen)

• Pengembangan konsep
 Misalkan produsen mobil “Tesla” telah mengembangkan teknologi tenaga baterai untuk mobil bertenaga listrik. Mobil purwarupa ini akan dijual sekitaran harga $100.000. Untuk kedepannya, mereka berencana untuk memperkenlkan produk yang lebih terjangkau dan mencakup pasar massa agar mampu menyaigi produk mobil listrik yang jauh diluncurkan sebelumnya oleh Chevrolet dan Nissan.
   Melihat hal ini kedepan, maka tugas dari pemasar ialah mengembangkan purwarupa ini menjadi konsep produk alternative., lalu mencari tahu yang mana saja yang terjangkau untuk konsumen dan memilih salah satunya. Hal ini memungkinkan terciptanya beberapa konsep, diantaranya:

Concept 1 :Sebuah Mobil kelas menengah yang terjangkau dengan desain mobil
keluargakedu yang dapat ddipakai untuk keliling kota.
Concept 2 : Mobil sporty kelas menegah untuk pemuda single atau berpasangan
Concept 3 : Mobil yang ramah lingkungan
Concept 4 : Mobil SUV namun memiliki emisi gas yang rendah.

• Pengujian Konsep
 Pengujian Konsep ialah menguji konsep produk baru dengan menggunakan sample dari calon konsumen. Produk akan dikenakan kepada konsumen secara simbolis atau fisik.
 Sebagian besar perusahaan rutin melakukan pengujian ini dengan konsumen sebelum diluncurkan produk sesungguhnya. Untuk beberapa produk, mungkin cukup digambarkan dengan kata-kata atau gambar saja. Tetapi, lebih dipercaya lagi apalagi disertai dengan konsentrasi serta fisik produk tersebut.

4. Pengembangan Strategi Pemasaran.
  Setelah pengembangan dan pengujian konsep, tahap selanjutnya ialah Pengembangan Strategi Pemasaran, merancang strategi pemasaran awal untuk memperkenalkan produk ke pasar.
    Pengembangan Strategi Pemasaran terdiri dari 3 bagian. Bagian Pertama mendeskripsikan target pasar, perencanaan proporsi nilai, penjualan, pangsa pasar, dan keuntungan objektif dalam beberapa tahun pertama. Kedua, menguraikan harga, distribusi, dan anggaran pemasaran direncanakan suatu produk. Ketiga, mendeskripsikan perencanaan jangka panjang.

5. Analisis Bisnis
   Analisis Bisnis melibatkan penelaahan terhadap penjualan, biaya, dan proyeksi laba untuk produk baru untuk mengetahui apakah faktor-faktor ini memenuhi tujuan perusahaan.
 Untuk memperkirakan penjualan, kita perlu melihat riwayat penjualan sebelumnya. Setelah meramalkan penjualan, kita bisa memperkirakan biaya dan keuntungan yang diharapkan.

6. Pengembangan Produk
  Untuk kebanyakan konsep produk, mungkin hanya ada dalam bentuk perkataan, gambaran, dan mungkin rancangan kasar. Jika konsep produk sudah melewati tes bisnis, maka tahap selanjutnya yang akan dilewati ialah pengembangan produk.
   Pengembangan Produk ialah mengembangkan konsep produk menjadi produk fisik untuk memastikan bahwa ide produk tersebut mampu menjadi produk yang menggiurkan dipasar.

7. Test Pemasaran
    Jika produk sudah melewati kedua test yaitu test konsep dan test produk, maka fase selanjutnya ialah Test Pemasaran. Fase ini ialah fase dimana produk memasuki dan memperkenalkan nya kedalam pasar yang realistis.
 Test pemasaran memberikan pemasar pengalaman dalam memasarkan produk sebelum menuju pengenalan secara penuh. Hal ini membuat perusahaan menguji produk dan keseluruhan program pemasaran yang ada.

8. Komersialisasi
    Test pemasaran memberikan pemasar informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan akhir terkait peluncuran produk baru ini. Ketika perusahaan menuju komersialisasi, merek akan menghadapi biaya yang amat tinggi seperti biaya promosi pada TV, Billboard, dan pengiklanan rutin lainnya. Perusahaan juga harus memperhatikan pemilihan waktu ketika memperkenalkan produk. Disamping itu mereka juga harus memutuskan untuk memilih di manakah produk akan di perkenalkan. Entah di pasar lokal, nasional, maupun internasional.

C. Mengatur Perkembangan Produk Baru.
   Dalam mengatur perkembangan produk baru, perusahaan harus mengambil Pendekatan holistik untuk proses ini. Sukses tidak nya Proses ini memerlukan Pelanggan-Berpusat, Dasar Kelompok, dan Upaya Sistematis
1. Pelanggan Berpusat (Customer-centered)
 Yang dimaksud disini ialah Pengembangan Produk Baru yang berfokus dalam mencari jalan untuk menyelesaikan permasalahan pada konsumen dan dan menciptakan pengalaman konsumen yang lebih memuaskan.

2. Pengembangan produk baru berdasarkan Tim
  Pengembangan produk baru yang baik juga membutuhkan usaha dari keseluruhan perusahaan dan lintas fungsi. Agar dapat memasarkan produknya lebih cepat, banyak perusahaan menggunakan pendekatan Pengembangan produk baru berdasarkan tim (team-based new-product) yaitu sebuah pendekatan untuk mengembangkan produk baru di mana berbagai departemen bekerja sama secara erat, melewati beberapa tahapan dalam proses pengembangan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektivitas.
  Pada pendekatan ini, berbagai departemen perusahaan bekerja sama dengan erat dalam tim lintas fungsi, melewati beberapa tahapan dalam proses mengembangkan produk baru untuk menghemat waktu dan meningkatkan efektivitas. Alih-alih menyerahkan produk baru dari satu departemen ke departemen yang lain, perusahaan membuat suatu tim dari berbagai departemen yang terlibat dengan produk baru itu sejak awal hingga selesai. Tim ini biasanya meliputi departemen pemasaran, keuangan, desain, produksi, dan hukum bahkan pemasok dan perusahaan pelanggan.
 Pendekatan berdasarkan tim mempunyai beberapa keterbatasan. Contohnya, pendekatan ini kadang menimbulkan ketegangan dan kebingungan dalam organisasi, dibandingkan pendekatan tahap yang berurutan. Namun, dalam industri yang cepat berubah dengan siklus hidup produk yang lebih singkat, hasil dari pengembangan produk yang cepat dan fleksibel jauh melebihi risikonya. Perusahaan yang mengkombinasikan pendekatan yang berpusat pada pelanggan dengan pengembangan produk baru berdasarkan tim mendapatkan keunggulan kompetitif besar dengan memperoleh produk baru yang tepat di pasar secara lebih cepat.

3. Pengembangan produk baru yang sistematis
  Proses pengembangan produk baru haruslah secara holistik dan sistematis dari pada secara acak. Bila tidak, sedikit ide baru yang akan naik ke permukaan, dan banyak ide bagus akan tenggelam dan mati. Untuk menghindari masalah ini, perusahaan dapat memasang sistem manajemen inovasi untuk mengumpulkan, meninjau, mengevaluasi dan mengatur ide produk baru.
 Pendekatan sistem manajemen inovasi memberikan dua hasil yang diinginkan. Pertama pendekatan ini membantu menciptakan budaya perusahaan berorientasi inovasi. Pendekatan ini menunjukkan bahwa manajemen puncak mendukung, mendorong, dan memberikan imbalan bagi inovasi.
   Kedua, pendekatan ini akan memberikan ide produk baru dalam jumlah banyak, beberapa di antaranya sangat istimewa. Ide baru yang bagus dapat dikembangkan secara lebih sistematis, memberikan keberhasilan produk baru yang lebih banyak lagi. Tidak ada lagi ide bangus yang hilang karena kekurangan dukungan dewan atau penasihat produk senior.
  Oleh karena itu, keberhasilan produk baru membutuhkan lebih dari sekedar memikirkan beberapa produk baru, menjadikan mereka produk dan menemukan pelanggan untuk produk tersebut. Kesuksesan produk baru membutuhkan pendekatan holistik untuk menemukan cara baru guna menciptakan pengalaman bernilai bagi pelanggan, mulai dari menciptakan dan menyaring ide produk baru hingga menciptakan dan menghasilkan produk yang dapat memuaskan keinginan pelanggan.
  Lebih dari ini, keberhasilan pengembangan produk baru membutuhkan komitmen dari seluruh perusahaan.

D. Strategi siklus hidup produk
    Setelah meluncurkan produk baru, manajemen menginginkan suatu produk agar menikmati hidup yang panjang dan bahagia. Walaupun mereka tidak mengharapkan produk terjual selamanya, perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menutup semua usaha dan risiko yang mereka tempuh pada saat meluncurkan produk.
   Siklus hidup produk mempunyai lima tahapan yang berbeda yaitu:
1. Pengembangan produk dimulai ketika perusahaan menemukan dan mengembangkan suatu ide produk baru. Selama pengembangan produk, penjualan masih nol dan biaya investasi perusahaan menumpuk.
2. Pengenalan adalah periode di mana pertumbuhan penjualan lambat pada saat produk diperkenalkan di pasar. Keuntungan tidak terjadi pada tahap ini karena pengeluaran yang besar untuk memperkenalkan produk.
3. Pertumbuhan merupakan periode penerimaan dengan cepat oleh pasar dan peningkatan keuntungan.
4. Kedewasaan adalah periode melambatnya pertumbuhan penjualan dikarenakan produk telah diterima oleh sebagian besar pembeli potensi. Tingkat keuntungan tidak berada di puncak atau menurun karena meningkatnya pengeluaran pemasaran untuk mempertahankan produk dalam persaingan.
5. Penurunan merupakan periode ketika penjualan mulai menurun dan keuntungan jatuh.

  Tidak semua produk mengikuti setiap produk mengikuti siklus hidup produk ini. Beberapa produk diperkenalkan dan gugur dengan cepat; yang lain berada pada tahap kedewasaan untuk waktu yang lama sekali. Beberapa memasuki tahap penurunan dan kemudian memasuki siklus lagi ke dalam tahap pertumbuhan melalui promosi atau reposisi yang kuat.
   Konsep PLC (Product Life Cycle)/ siklus hidup produk dapat menjelaskan kelas produk , bentuk produk, atau merek. Konsep PLC dapat digunakan secara berbeda-beda dalam masing-masing kasus. Kelas produk mempunyai siklus hidup yang paling panjang-penjualan dari banyak kelas produk berada dalam tahap kedewasaan untuk waktu yang lama. Bentuk produk, sebaiknya, cenderung mempunyai bentuk PLC yang standar.
     Siklus hidup merek yang spesifik dapat berubah dengan cepat karena perubahan serangan dan respons dari pesaing. Konsep PLC juga dapat diaplikasikan kepada apa yang dikenal sebagai gaya, mode dan fad. Populer Gaya adalah jenis ekspresi dasar dan berbeda, mode adalah gaya yang diterima atau populer saat ini dalam suatu bidang. Fad adalah periode sementara dari tingginya tingkat penjualan yang tidak biasa digerakkan oleh antusiasme konsumen dan popularitas mendadak dari suatu produk atau merek.

    Konsep PLC dapat diaplikasikan oleh pemasar sebagai kerangka yang berguna untuk menggambarkan bagaimana produk dan pasar bekerja. Jika digunakan dengan cermat, konsep PLC dapat membantu dalam mengembangkan strategi pemasaran yang baik untuk tahap yang berbeda dari siklus hidup produk.
     Konsep PLC untuk memperkirakan kinerja suatu produk atau untuk mengembangkan strategi produk mempunyai beberapa masalah taktis. Dalam praktik, sulit untuk memperkirakan tingkat penjualan pada masing-masing tahap PLC, masa waktu dari masing-masing tahap, dan bentuk dari kurva PLC. Terlebih lagi, pemasar tidak dapat secara membabi buta mendorong produk sepanjang tahap tradisional dari siklus hidup produk.
• Tahap Pengenalan (Introduction Stage)
   Tahap Pengenalan merupakan tahap dari siklus hidup produk di mana produk baru pertama kali didistribusikan dan tersedia untuk dibeli (produk pertama kali diluncurkan). Pada tahap ini, keuntungan masih negative atau rendah karena penjualan yag rendah dan pengeluaran distribusi dan produksi yang tinggi. Pengeluaran yang ada pada tahap ini terkait dengan biaya untuk menarik distributor, membangun persediaan, dan biaya promosi. Perusahaan biasanya memfokuskan penjualan mereka pada pembeli yang siap untuk membeli.
    Sebagai perintis pasar seharusnya dapat memilih stategi peluncuran yang konsisten dengan postioning produk yang direncanakan. Pada saat perusahaan perintis bergerak menuju tahap berikutnya dari siklus hidup, ia harus senantiasa memformulasikan harga baru, promosi dan strategi pemasaran lainnya. Apabila perusahaan dapat memasang strategi yang baik sejak awal maka ia dapat mempertahankan dan membangun kepemimpinan pasarnya.

• Tahap Pertumbuhan (Growth Stage)
 Tahap pertumbuhan merupakan tahap siklus hidup produk di mana penjualan produk mulai menanjak dengan cepat. Pengguna awal akan melanjutkan pembelian da pembeli selanjutnya akan memulai mengikuti langkah mereka, terutama bila mereka mendengarkan pembicaraan dari mulut-mulut yang bagus. Pada saat ini perusahaan berkesempatan memperkenalkan fitur baru produk dan pasar juga akan mengalami perkembangan. Di tahap ini juga terjadi peningkatan persaingan dan penjualan, namun harga akan tetap atau turun sedikit.
 Keuntungan meningkat selama tahap pertumbuhan karena biaya promosi tersebar pada volume yang besar dan biaya produk per unit turun. Kualitas produk pun juga akan ikut ditingkatkan oleh perusahaan. Tahap ini perusahaan berusaha untuk mengalihkan beberapa iklan dari membangun kesadaran produk menjadi membangun keyakinan dan pembalian produk, seta menurunkan harga pada saat yang tepat untuk menarik pembeli yang lebih banyak.

• Tahap Kedewasaan (Maturity Stage)
  Tahap kedewasaan adalah tahap siklus hidup produk di mana petumbuhan penjualan mulai melambat dan menurun. Tahap kedewasaan ini biasanya bertahan lebih lama daripada tahap sebelumnya, dan memberikan tantangan yang kuat kepada manajemen pemasaran. Melambatnya pertumbhan penjualan mengakibatkan banyak produsen mempunyai banyak produk untuk dijual, kelebihan kapasitas ini akan memicu persaingan yang lebih besar lagi. Pesaing biasanya menurunkan harga, menambah ilan dan promosi penjualan, serta meningkatkan anggaran R&D mereka untuk menemukan versi yang lebih baik dari produk tersebut. Hal-hal ini akan menyebabkan penurunan keuntungan.
 Walaupun banyak produk dalam tahap kedewasaan ini terlihat stagnan untuk waktu yang lama, produk yang paling sukses akan berevolusi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan keinginan pelanggan. Manajer produk harus melakukan sesuatu yang lebih daripada hanya mengikuti atau mempertahankan produk mereka yang telah dewasa. Yang harus diperhatikan adalah modifikasi pasar, produkm dan bauran pemasaran.
   Dalam memodifikasi pasar, perusahaan berupaya untuk meningkatkan konsumsi dari produk yang telah ada. Perusahaan dapat mencari pengguna baru dan segmen pasar baru atau mencari jalan untuk meningkatkan pemakaian di antara pelanggan yang ada..
    Selain memodifikasi pasar, perusahaan juga dapat mencoba memodifikasi produk, yaitu mengubah karakteristik seperti kualitas, fitur, gaya, atau kemasan untuk menarik pengguna baru dan menginspirasi kegunaan yang lebih bnyak. Perusahaan juga dapat meningkatkan kualitas dan kinerja produk yang terkait dengan kekuatan, kehandalan, kecepatan, dan rasanya
 Adapun perusahaan mencoba untuk memodifikasi bauran pemasaran yaitu meningkatkan penjualan dengan mengubah satu atau lebih elemen bauran pemasaran. Perusahaan dapat melakukan pemotongan harga untuk menarik pengguna baru dan pelanggan pesaing. Selain itu, perusahaan juga dapat meluncurkan kampanye iklan yang lebih baik dan menggunakan promosi penjualan yang lebih agresif berupa perjanjian dagang, pengurangan harga, pembelian premium, atau mengadakan kontes. Terakhir, perusahaan dapat menawarkan layanan baru atau yang telah ditingkatkan para pembeli.

• Tahap Penurunan (Decline Stage)
    Tahap penurunan adalah tahap dari siklus hidup produk di mana penjualan produk menurun. Penurunan penjualan dapat terjun menjadi nol, atau mereka dapat menurunka harga hingga tingkat yang rendah dimana penurunan tersebut berlanjut untuk tahun-thun kemudian. Penurunan penjualan disebabkan oleh banyak alasan, termasuk kemajuan teknologi, pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya persaingan.
Perusahaan yang masih bertahan dapat tahapan ini dapat meninggalkan segmen pasar yang lebih kecil dan saluran perdagangangan merjinal, atau mereka dapat memotong anggaran promosi dan mengurangi harga mereka lebih jauh lagi.
     Membawa produk yang lemah dapat menjadi sangat mahal bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan produk ang lemah menggambil waktu manajemen yang terlalu banyak, produk ini sering membutuhkan penyesuaian harga dan persediaan. Mempertahankan produk yang lemah juga menghambat pencarian pengganti, menciptakan bauran pemasaran yang lemah, merusak keuntungan saat ini, dan memperlemah kedudukan perusahaan di masa yang akan datang.
      Perusahaan perlu memberikan perhatian lebih bagi produk mereka yang sudah menua. Tugas perusahaan pertama-tama adalah mengidentifikasi produk-produk yang berada dalam tahap penurunan dengan rutin meninjau penjualan, pangsa pasar, biaya dan tren keuntungan. Kemudian pihak manajemen harus memutuskan untuk memelihara, memanen, atau membuang produk-produk yang menurun ini. Strategi yang diambil haruslah dipertimbangkan dengan benar dan jangan sampai menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

E. Pertimbangan Tambahan Produk dan Jasa
     Disini akan membahas produk dan jasa dengan dua pertimbangan tambahan: tanggung jawab sosial dalam keputusan produk dan masalah pemasaran produk dan jasa internasional.
• Keputusan Produk dan Tanggung Jawab Sosial
  Keputusan produk telah menarik banyak perhatian publik. Pemasar harus mempertimbangkan secara cermat masalah kebijakan publik dan peraturan yang melibatkan usaha untuk mendapatkan atau menyingkirkan produk.
    Terkait dengan produk baru, pemerintah bisa mencegah perusahaan agar tidak menambah produk melalui akuisisi jika dampaknya mengancam persaingan. Perusahaan yang menyingkirkan sebuah produk harus menyadari bahwa mereka mempunyai kewajiban hukum. Perusahaan harus mematuhi aturan tertentu menyangkut kualitas dan keamanan produk. Jika konsumen merasa dirugikan akibat produk yang dirancang dengan buruk, konsumen dan menuntu produsen dan penyalur.
      Banyak produsen menawarkan jaminan produk tertulis untuk menyakinkan pelanggan tentang kualitas produk mereka. Perusahaan harus menjelaskan bahwa perusahaan hanya menawarkan jaminan terbatas. Hukum ini telah mendorong beberapa produsen melakukan penggantian dari jaminan penuh ke jaminan terbatas dan perusahaan lain menghapus semua jaminan.

• Pemasaran Produk dan Jasa Internasional
Pemasar produk dan jasa internasional menghadapi tantangan khusus. Pertama, mereka harus menemukan produk dan jasa apa yang akan di perkenalkan dan di negara mana. Kemudian, mereka harus memutuskan berapa banyak biaya untuk menetapkan standar atau menyesuaikan produk dan jasa mereka bagi pasar dunia.
Di suatu pihak, perusahaan ingin menetapkan standar penawaran mereka. Standardisasi membantu perusahaan mengembangkan citra dunia yang konsisten. Standardisasi juga mengurangi biaya produk, proses manufaktur, dan pemasaran dalam menawarkan ragam produk yang luas. Di pihak lain, pasar dan konsumen di seluruh dunia sangat berbeda. Perusahaan biasanya harus merespon perbedaan ini dengan menyesuaikan penawaran produk mereka.
Kemasan juga menghadirkan tantangan baru bagi pemasar internasional. Masalah kemasan biasanya membingungkan. Sebagai contah nama label dan warna tidak dapat diartikan dengan mudah dari satu negara ke negara lain.
Kemasan juga harus dirancang untuk memenuhi karakteristik fisik konsumen di berbagai dunia. Sebagai contoh, minuman ringan dijual dalam kalen kecil di jepang agar sesuai dengan tangan orang jepang.
Pemasar jasa juga harus menghadapi tantangan khusus ketika mengambil langkah mendunia, beberapa industri jasa mempunyai sejarah operasi internasional. Industri jasa profesional dan bisnis juga telah mendunia. Pertumbuhan internasional perusahaan-perusahaan ini mengikuti globalisasi perusahaan klien yang mereka layani.
Tren menuju pertumbuhan perusahaan jasa global ini akan berlanjut, terutama dalam bidang perbankan, maskapai penerbangan, telekomunikasi dan jasa profesional. Saat ini perusahaan bukan hanya sekedar mengikuti pelanggan manufaktur mereka, tetapi juga memimpin ekspansi internasional.

STUDI KASUS : TEH BOTOL SOSRO
1. Tahap Pengenalan
   Teh botol sosro pertama kali di jual pada tahun 1940 di sebuah kota kecil yaitu di Slawi, Jawa Tengah dalam bentuk cap kering siap saji. Kemudian pada tahun 1953, keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya ke Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol. Strategi yang digunakan adalah dengan cicip rasa yaitu dengan memberikan sampel untuk dicicipi oleh masyarakat di pasar Jakarta. Pada awalnya datang ke pasar-pasar memperkenalkan dengan cara memasak dan menyeduh teh langsung ditempat. Setelah siap langsung dibagikan. Namun strategi itu tidak berhasil karena teh yang diseduh terlalu panas dan orang tidak sabar untuk mencobanya. Cara kedua adalah teh dimasukkan ke dalam panci kemudian dibawa dengan dibawa mobil bak terbuka. Namun strategi itu tidak berhasil juga karena sewaktu akan dibawa ke pasar tumpah dijalan karena permukaan jalan yang tidak rata dan berlubang. Kemudian muncul ide untuk membuat teh yang diseduh di kantor untuk disajikan dalam botol yang sudah bersih. Ternyata strategi ini diterima dengan baik oleh masyarakat karena lebih praktis dan tidak menunggu lama. Pada tahun 1969 teh tersebut dijual dalam kemasan botol secara luas dan pada tahun 1974 PT. Sinar Sosro memproduksi teh siap minum dalam kemasan botol untuk pertama kalinya.
2. Tahap Pertumbuhan
   Pada tahap ini teh yang dijual dalam kemasan botol mengalami 3 kali pergantian model, versi pertama pada tahun 1970 dengan cap TEH CAP BOTOL SOFT DRINK SOSRODJOJO, versi kedua dengan cap TEH CAP BOTOL, dan versi ketiga dengan cap TEH BOTOL SOSRO. Dilakukanlah promosi berkelanjutan hingga datang pesaingnya yaitu minuman Coca-Cola. Pada saat itu berhasil bersaing dengan Coca-Cola. Pada tahun 1997 PT. Sinar Sosro mengeluarkan produk baru minuman teh dengan bberbagai varian rasa buah dengan target kaum remaja. Pada tahap ini promosi Teh otol Sosro masih dilakukan di siaran televisi dengan slogan “Apapaun Makanannya Minumnya Teh Botol Sosro”. Dan produk ini tidak hanya dipasarkan di Indonesia namun pemasarannya sampai ke beberapa negara di penjuru dunia mulai dari Asia hingga Amerika.
3. Tahap Pendewasaan
  Pada tahap ini PT. Sinar Sosro masih terus melakukan inovasi dengan menciptakan produk baru pada tahun 2004 yaitu minuman teh sparkling dengan cap TEBS yaitu minuman teh yang berjiwa modern, trendy dan dinamis. Setelah disajikan dalam bentuk botol, pada tahun 2015 produk teh mengalami pembaharuan model yaitu adanya kemasan Teh Bbotol Sosro dan Fruit Tea dalam bentuk kemasan bbotol beling RG dengan volume 230 ml, kemasan kotak 200 ml, 250 ml, dan 330 ml, kemasan botol plastik PET dalam volume 450 ml dan 380 ml dan kemasan pouch volume 230 ml.
4. Tahap Kemunduran
    Pada tahap ini minuman Teh Botol Sosro masih dapat bbertahan di pasaran setelah mengalami pengembangan dalam hal pengemasan yang lebih modern. Walaupun promosi jarang dilakukan namun hampir semua masyarakat sudah mengenal minuman teh ini. PT. Sinar Sosro terus melakukan inovasi agar tidak mengalami kemundaran dengan memahami kebutuhan masyarakat, yaitu dengan menciptakan kemasan teh botol yang fresh, original, natural dan pure yaitu Teh Botol Sosro Tawar yang diciptakan sebagai alternatif air putih karena tidak mengandung gula dan benar-benar tawar.



0 komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Halaman

Popular Posts

Blogger templates

Blogroll

About

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Followers

  • Recent Comments

 

Designed by: Compartidísimo
Images by: DeliciousScraps©